Sejumlah Kampus di Makassar Turun Kejalan Gelar Aksi Tolak Dinasti Politik, Adili Jokowi, dan Rebut Kedaulatan Rakyat.
Makassar, Radar Jakarta News.com.
Jelang pergantian rezim pada 20 Oktober 2024 mendatang, situasi politik tanah air makin memanas.
Tak terkecuali di Kota Makassar ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hari ini, Senin (26/8/2024) sejumlah elemen mahasiswa berbagai Kampus turun kejalan menggelar aksi.
Dalam aksinya, mereka menolak Dinasti Politik, Adili Jokowi, dan Rebut Kedaulatan Rakyat.
"Tolak dinasti politik, adili Jokowi dan rebut kedaulatan ralyat," begitu bunyi tuntutan mahasiswa.
Ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa bersama buruh, kaum tani, dan elemen rakyat tertindas lainnya tumpah ruah di seputar Fly Over dan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel.
Aksi Unjuk rasa (Unras) keprihatinan ini dimulai pukul 15:00 Wita.
Berikut pekik Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulsel pada saat unras tersebut:
Dari Makassar Kota Api !
"Kekesalan mulai memuncak, sumpah serapa bertaburan. Timeline ponsel membiru, biru sebagai tanda melayang pukulan rakyat terhadap tubuh "Pembajak Demokrasi!"
Ini merupakan puncak akumulasi kekesalan, tidak ada aturan selain kekuatan rakyat yang dapat menundukkan kesewenangan "Rezim Jokowi" dan kroni - kroninya dalam upaya membangun Istana Kerajaan.
Dengan dukungan koalisi gemuk Partai Politik (Parpol) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 'pembajakan demokrasi' dan pembangkangan konstitusi ini terus berlangsung. Tidak ada yang mampu membendung laju kejahatan otokratik yang dilakukan oleh rezim Jokowi bersama kroninya. Sayang anak, bagi jabatan !
Konstitusi sebagai benteng untuk membatasi kekuasaan dan melindungi kedaulatan rakyat, dengan mudah dan terang - terangan dikangkangi. Demi memastikan anak sulungnya Gibran naik ditampuk kursi kekuasaan Wakil Presiden (Wapres), Jokowi melalui ipar Usman mengacak - acak Mahkamah Konstitusi (MK) pada Pemilu lalu. Tidak berhenti disitu, rezim ini kembali melancarkan operasi jahatnya, demi membuka karpet merah untuk anak bungsu tersayang Kaesang untuk maju berkontestasi pada Pilkada.
Tidak hanya memastikan dinastinya, bersama kroni koalisi parpol di DPR, rezim Jokowi memastikan tetap berkuasa dan mengakumulasi kekayaan lewat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Proses kilat pembahasan Rancangan Undang - Undang (RUU) Pilkada yang segera akan disahkan, akan menganulir putusan MK.
Jokowi ingin memastikan mereka yang terpilih dalam politik elektoral kepala daerah melanjutkan berbagai proyek pengeruk Sumberdaya Alam (SDA) dan perusak lingkungan berbalut Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Hilirisasi Tambang di berbagai daerah akan terus berlangsung, pada akhirnya rakyat yang menjadi korban.
Benar kata Jokowi jika "Istana Bau Kolonial", ia sedang mencium bau rezimnya sendiri .
Kedaulatan ditangan rakyat, rakyatlah pemilik sah konstitusi yang sesungguhnya dan akan menentukan nasibnya sendiri."
Untuk diketahui, mahasiswa Unhas melepas almamater dan bersatu bersama kelas buruh, kaum tani, dan elemen rakyat tertindas lainnya di Fly Over dan Kantor DPRD Sulsel dimulai pukul 15:00 Wita dengan membakar ban di jalanan.
Jelang magrib, massa aksi membubarkan diri dan tidak terjadi bentrok dengan aparat kepolisian.
Namun, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) melanjutkan aksi unras di depan kampus mereka hingga malam hari, jalan AP Pettarani dan jalan Urip Sumoharjo.
Sejumlah personel aparat kepolisian tetap berjaga - jaga di lokasi aksi dan mengawal keamanan para pengunjuk rasa.
#makassarturunaksi
#Lawan Dinasti Jokowi
#adilijokowi
#Daulat Rakyat.
#KawalPutusanMK
Reporter: Andi Razak BW/redaksi.
Tidak ada komentar