Hardiknas di Makassar Diwarnai Demo Serikat Mahasiswa Unhas.
Makassar, Radar Jakarta News.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2023 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diwarnai aksi demo sejumlah elemen mahasiswa berbagai Perguruan Tinggi.
Di antaranya, perguruan tinggi terbesar di Kawasan Indonesia Timur, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Tampak beberapa buah spanduk bertuliskan; Pemerintah dan DPR Gagal, Kembalikan Kedaulatan Tertinggi di Tangan Rakyat, Pendidikan Mahal adalah Salah Satu Instrumen Penindasan yang Memiskinkan, Pemerintah dan DPR Gagal Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Jika Tak Mampu Maka Bubarkan, dan Rektor pelit (#Unhas for sale).
Dalam orasinya mereka menuntut kepada pemerintah dan DPR RI pendidikan gratis.
"Tidak ada yang lebih indah selain pendidikan gratis," kata jenderal lapangan aksi tersebut, Selasa (2/5/2023) di lokasi aksi Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.
Pendidikan di Indonesia, katanya, pada awal abad ke-21 telah memasuki era baru. Jika sebelumnya sektor pendidikan dikerangkeng dengan rantai "birokrasi pendidikan" oleh rezim Soeharto, pada era reformasi kerangkeng itu dilepas.
"Sektor pendidikan kini memasuki era yang disebut sebagai "neoliberalisasi pendidikan". Di era liberalisasi pendidikan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dicengkram oleh mekanisme pasar dan kepentingan modal," sebutnya.
Liberalisasi pendidikan, kata dia, telah menempatkan kampus tidak lagi sebagai sektor politik yang ditanggung pemerintah.
"Melalui mekanisme PTN - BH (Perguruan Tinggi Berbadan Hukum), kampus diberi otonomi dalam pengelolaan keuangan sekaligus menjadi medan bisnis baru. Hasil dari PTN - BH adalah lahirnya beton - beton yang menjulang tinggi, seperti perusahaan PT, HADIN, Hotel, Science Techno Park, Bank - bank dll," jelasnya.
Sementara itu, lanjutnya, pendidikan formal dijadikan sebagai komoditas yang telah berlangsung sejak era penjajahan di Hindia - Belanda.
"Setelah 77 tahun Indonesia merdeka, komodifikasi tersebut masih terjadi dan semakin menjadi komoditas yang mahal dan keramat yang hanya orang tertentu bisa mengaksesnya," katanya.
Unhas menurutnya, merupakan salah satu contoh kampus yang favorit namun sulit untuk di akses oleh kalangan masyarakat Mengapa demikian? karena Unhas dengan status PTN - BH nya, ia menjadi kampus negeri rasa swasta. Dimana untuk berkuliah di Unhas dibutuhkan puluhan hingga ratusan juta.
"Di buktikan dengan berbagai kebijakan UKT yang dikeluarkan Unhas pada tahun 2022 Unhas mengeluarkan Surat Keputusan Universitas Hasanuddin No. 2022/UN4.1/KEP/2022 Tentang Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa Baru program sarjana tahun akademik 2022/2023.
Unhas kemudian, tambahnya, menaikkan biaya kuliah tunggal didukung oleh Permendikbud No.25 Tahun 2020 pasal 8 ayat (2 dan 3), dan menetapkan Gol IV (khusus mahasiswa KIP) dapat bantuan aja di potong
2,4 juta oleh kampus.
Dikatakan, kemudian pada tahun 2023, tahun ini menjadi kuburan mimpi bagi masyarakat yang ingin berkuliah di kampus negeri, lewat SK Rektor Unhas No. 02914/UN4.1/KEP/2023 lagi-lagi Unhas menaikkan nominal UKT paling tinggi 25.000.000 dan uang pembangunan 250.000.000 untuk rumpung kesehatan 8.000.000 dan 80.000.000 untuk rumpung Humaniora dan Agrokompleks 7.500.000 dan 75.000.000 untuk rumpung Saintek.
Adanya UKT Golongan 1, katanya, yang hanya Rp.0, yang bisa didapatkan dengan kehilangan salah satu orang tua (meninggal), berasal dari panti asuhan yang terdaftar di Kemensos telah menetap selama 3 tahun, memiliki kartu (KIP, PKH, KKS) dan keluarga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Selain itu pula, katanya, dari minimal golongan UKT yang tinggi, Unhas juga hanya membuka 20% untuk jalur SNBP, 30% SNBT dan 50% untuk jalur Mandiri pada tahun 2020.
"Pada jalur seleksi bersubsidi yang dibatasi membuat paradigma masyarakat, bahwa sah nya untuk masuk Unhas itu sulit. Maka, masyarakat akan berlomba memasukkan anaknya ke Unhas meskipun membayar ratusan juta," tegasnya.
Inilah, katanya, wajah pendidikan di negeri kita ini. Kampus- kampus yang ternama mulai menjadikan institusi pendidikan sebagai komoditas (alat jualan dan investasi).
"Unhas telah kehilangan esensi sebagai institusi pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membatasi akses pendidikan karena mahalnya biaya pendidikan di Unhas," katanya.
Selain Unhas menjadi kuburan, tambahnya, Unhas juga telah menjelma menjadi 'tangan besi' dibawah nahkoda barunya, dibuktikan dengan teganya untuk menjerujikan mahasiswanya.
"Ada 6 mahasiswa Unhas sampai detik ini masih dalam jeruji besi akibat dari laporan oleh Satgas Pengawasan Keamanan dan Ketertiban Kampus Unhas ke pihak kepolisian," sebutnya.
Maka dari itu, katanya, kami Serikat Mahasiswa Unhas menuntut untuk:
1. Mencabut SK Rektor Unhas No. 02914/UNA 1/KEP/2023
2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meninjau kembali Penetapan BKT Unhas.
3. Unhas segera membebaskan mahasiswa Unhas.
4. Wujudkan demokratisasi kampus.
Dalam akhir orasinya, orator mahasiswa Unhas menegaskan, UKT melangit, ekonomi sulit, Rektor pelit, mahasiswa menjerit, orang tua terlilit.
Aksi dimulai siang hingga sore hari.
Dari pantauan Radar Jakarta News, situasi di lokasi demo berlangsung kondusif walau sempat memacetkan arus lalu lintas dari/dan Jalan Perintis Kemerdekaan depan kampus Unhas dan depan kantor Dinas Pendidikan Sulsel tempat titik akhir berakhirnya demo.
Sejumlah aparat kepolisian terlihat berjaga - jaga sambil mengatur arus lalu lintas di lokasi demo.
Belum didapat keterangan resmi dari pihak rektor Unhas terkait aksi demo serikat mahasiswa Unhas tersebut.
Reporter: Andi Razak BW/redaksi.
Tidak ada komentar