Breaking News

Keluarga Pasien Marah dan Mengamuk, Ini Penjelasan Versi RSUD dr Suhatman, MARS., Kota Dumai

 



DUMAI, Radarjakartanews.com— 

Viral di medsos FB pada Sabtu (14/1/2023) malam, adanya beberapa orang marah-marah dan mengamuk di salah satu ruang rawat inap, di RSUD dr Suhatman, MARS., Kota Dumai.


Dari kalimat-kalimat yang dilontarkan beberapa orang tersebut, diduga mereka komplain terhadap pelayanan pihak RSUD.


Pelayanan yang dimaksud, terkait adanya keluarga mereka, JLT, yang tidak mendapatkan hak layanan kesehatan, berupa ambulance.


"Bu..! Ibu..! Dari tadi lho. Gimana coba. Ibu nggak boleh nyampaikan seperti itu bu. Nyawa lho ini. Jangan bodohi orang ini. Gimana.? Kurang ajar. Ndak, gini aja lah bu .. saya dari tadi siang lho. Ya..! Dari tadi saya diam. Jangan kalian cari untung. Coba. Di arahkan sana sini. Sudah pergi-pergi bolak-balik saya bu. Cobalah.. kurang ajar kayak gini. Masih pula di emergency-emergency. Dari tadi gimana, coba.? Mana.? Mana.? Mana setorannya.?," ujar pria berbaju kaos hitam, celana pendek coklat muda, dengan nada tinggi kepada para petugas yang ada di dalam ruangan administrasi tersebut.


"Dari tadi lho. Dari tadi kami bilang ke Petamburan bu. Kemana aja kamu hee..! Siapa yang bilang nggak ke Petamburan.? Bangsat.! Kalau mati orang tua ku, ku matikan kau ya.! Dari tadi aku dah capek betul ya.! Dari tadi aku dah bilang, cepatlah di setor. Dari tadi. Heran aku. Berarti, dari tadi nggak ada kau kerjakan kan.? Dari setengah tujuh aku bilang. Bangsat.! Awas kau kalau kenapa-kenapa ya. Ku tuntut kau. Aku juga instansi perusahaan pemerintah," teriak ibu berbaju kaos lengan panjang putih, celana panjang hitam, menyambung kata-kata pria tadi, sambil badan nya di pegang ibu-ibu lainnya.


Suasana dalam video tampak tegang dan mencekam. Video berhenti di menit 2.39.


Menanggapi hal tersebut, pihak RSUD kemudian berikan klarifikasi.


Demikian press release klarifikasi yang di terima jurnalis.


"Pukul 11.30 WIB Sabtu (14/1/2023), pasien masuk ruang IGD RSUD dr Suhatman, MARS., dengan keluhan nyeri perut dan telah dianamnesa ditriase dan telah di lapor ke dokter Inhsip. Dokter Inhsip periksa dan lapor ke dokter jaga (dr Putra) . Instruksi dr Putra, saat itu adalah berikan injeksi Ranitidin , injeksi Keterolac via Treeway , lanjut USG.


Pasien didorong ke USG setelah di injeksi. Hasil USG, didapatkan adanya koleksi cairan Diabdomen dan suspect Kista Displeen. Dr Putra telah menjelaskan hasil USG kepada keluarga dan di anjurkan untuk di rawat dan keluarga pasien setuju untuk dirawat.


Pemeriksaan dilanjutkan, lab lengkap dan radiologi. Setelah pemeriksaan, dilakukan pemasangan infus sambil dijelaskan, bahwa pemeriksaan lab dan Ro butuh waktu, dan masih tetap harus menunggu di IGD.


Pukul 13.10 WIB, hasil radiologi dibawa supir ke rumah dr Dina (perumahan dokter).


Keluarga lapor, pasien masih kesakitan, instruksi dr Putra berikan Pronalgen Sup II.


Berdasarkan status pasien, 1 bulan yang lalu dirawat dengan Fraktur Costa (KLL), dengan hasil koleksi, adanya cairan.


Setelah hasil lab dan Ro keluar, dr Putra konsul ke dr Zulhendry, Sp.B (via telpon), hasilnya adalah, agar dipersiapkan operasi hari Senin dan berikan terapi injeksi Viccilin, injeksi Metronidazol dan injeksi Lanso. Pasang Ngt dan kateter.


Pukul 13.20 WIB, dr Putra menjelaskan kepada keluarga untuk operasi pada hari Senin (sesuai instruksi konsulen), dan keluarga setuju. Dan untuk persiapan operasi, pasien setuju untuk dipasang Ngt dan kateter. Ngt terbuka (+) kateter 2 kali dicoba, gagal terpasang, karena ada tahanan. Instruksi dr Putra, untuk coba ulang di ruangan.


Pukul 14.20 WIB, dilakukan pemeriksaan Ekg.


Pukul 14.25 WIB, konsul pra operasi ke dokter SPPD (dr Fitra) dan anastesi (dr Matdika), acc operasi hari Senin operan.


Pukul 1430 WIB, pasien beralih ke petugas dinas sore.


Perawat melengkapi berkas transfer pasien, lalu operan via telpon ke perawat VIP C, status di rinci ke kasir.


Pukul 14.40 WIB hingga 14.55 WIB, perawat IGD lakukan TTV ulang (Td 120/80 MMHG, RR 21 X, Spo2 99%, terpasang O2 3 L) dan menjelaskan, bahwa pasien puasapuasa sampai di lakukan operasi pada hari Senin. Keluarga mengerti. Pasien dibawa ke ruang VIP didampingi perawat.


Pukul 15.00 WIB, pasien masuk dari IGD ke ruang VIP C, a.n JLT (59 Th), RM 471227, dengan jaminan BPJS kelas 1, dengan diagnosa Colic Abdomen Ec Peritonitis.


15.43 WIB, petugas lapor dr Zulhendry, Sp.B., pasien baru masuk advice terapi lanjut.


Pasien mengeluhkan nyeri perut, dr Zulhendry advice drip 1 ampul Ketorolac dalam cairan. Infuse pasien 500 cc datang. 


15.51 WIB, keluarga pasien datang melapor minta DIIT ke perawat, agar lapor ke dr Zulhendry. Oleh dr Zulhendry advice observasi Bak, BAB dan Platus.


16.34 WIB, konfirmasi perawat ke dr Zulhendri, pasien sudah BAB advice, menunggu dokter datang setelah Magrib.


Pukul 17.04 WIB hingga 18.58 WIB, perawat lapor ke dr Zulhendry, SPB nyeri perut bertambah. Skala nyeri 7-8. Advice fotokan hasil Ngt terbuka. Keluarga pasien bertanya kembali, kapan dr Zulhendri datang visite. Perawat lapor ke dr Zulhendry via WA.


Pukul 19.14 WIB, konfirmasi ke perawat yang akan merujuk pasien (Elvy Wahyu) untuk standby rujuk. Konfirmasi ke dokter jaga (dr Jumiati), bahwa pasien meminta rujukan ke RS Awal Bros Pekanbaru.


Pukul 19.30 WIB, dr Zulhendry visit ke ruangan dan menjelaskan ke pasien untuk ditindak di RSUD Dumai saja.


19.40 WIB hingga 20.15 WIB, keluarga tetap meminta agar pasien dirujuk ke RS Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru.


Dr Zulhendry tidak mengijinkan. Jika mau, pasien di rujuk Paps. Pasien setuju, dan keluarga mengisi blanko Paps.


Pukul 20.15 WIB, dokter jaga datang ke ruangan dan melihat kondisi pasien. Keluarga konfirmasi ke perawat, jika ada kamar di Pekanbaru. Perawat lapor ke dokter jaga (dr Jumiatri). Dokter jaga konfirmasi ke RS Awal Bros Pekanbaru dengan menggunakan BPJS.


Pasien meminta rujuk Paps menggunakan ambulance, dan perawat RSUD Dumai. Informasi dari dokter jaga, ke keluarga pasien, bahwa kamar penuh. Keluarga pasien tidak menerima. Menurut mereka, bahwa masih ada kamar kosong di Awal Bros.


Konfirmasi dari Awal Bros Pekanbaru, kamar untuk pasien BPJS penuh. Tapi, untuk kamar umum ada. Keluarga pasien merespon dengan bersedia ganti jaminan dari BPJS ke umum.


Keluarga pasien kembali mengatakan, kamar umum kosong ada di Awal Bros dan telah konfirmasi ke dokter jaga Awal Bros.


Kemudian dokter jaga menelpon ke RS Awal Bros lalu menyerahkan telpon ke keluarga pasien untuk menanyakan keberadaan kamar, ternyata kamar sudah ada, lalu dokter jaga menginstruksikan untuk pasien dipersiapkan rujuk, kemudian keluarga pasien marah-marah dan mengamuk. Mereka merasa proses rujuk diperlambat.


Pukul 21.08 WIB, perawat lapor ke supervisor (Kak Lusi), bahwa di ruang VIP C ada pasien mau rujuk. Kamar sudah ada di Pekanbaru (info didapat dari keluarga pasien)


Pukul 21.10 WIB, perawat telpon supir ambulance (Bang Chandra) untuk standby rujuk. Kemudian perawat lapor ke Supervisor Lusi, keluarga pasien mengamuk, tidak terima dengan pelayanan yang lama.


Pukul 21.30 WIB, pasien sudah berangkat ke Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru".


(ES)

Tidak ada komentar