Telah Dewasa, dr Dewi Syuhada Amalia Sierang Lepas Sang Gadis ke Pelaminan
DUMAI, RADARJAKARTA.NET—
Sebagai orang tua, ketika anak gadisnya mendapatkan jodoh dan di pinang, ada terselip rasa haru dan bangga.
Ternyata anak yang selama ini di timang sayang, sudahlah tumbuh dewasa, bertemu jodoh dan kelak akan meninggalkan orang tua untuk mengarungi bahtera rumah tangganya.
Dari dalam kandungan di perhatikan, diasuh, dijaga dengan penuh kasih sayang serta di berikan pendidikan untuk bekal anak kelak, akhirnya Tuhan pertemukan dengan jodohnya.
Awal perkenalan kedua insan berawal dari tante si gadis, kemudian saling tukar WhatsApp, lantas menjalani hubungan selama dua tahun.
Khansha Amatur Rahman, BA., (Hong) IBM., merupakan Putri Pertama dari pasangan Yoyok Mulyawarman Amd., Pel., dan dr. Dewi Syuhada Amalia Sierang.
Setelah selesai mengambil gelar sarjana di negeri jiran Malaysia, akhirnya keduanya memutuskan bertunangan.
Singkat cerita, perjalanan kisah cinta Farhan Afriansyah Siddiq, ST., anak laki-laki dari pasangan Ir. Bahtiar dan Almh Erni Rohayani, M.Pd., kemudian melamar Khansha.
Pinangan pun dipilih hari baik, yaitu, 05 November 2022.
Hasil pembicaraan pinangan, disepakati tanggal pernikahan pada 10 Desember 2022 sekaligus resepsi.
Sebelum akad nikah dan resepsi di gelar, terlebih dahulu, keluarga besar dr Dewi Syuhada Amalia Sierang melepas anak gadisnya secara prosesi adat Sulawesi Selatan.
Prosesi adat yang di gelar yakni Prosesi Mappasili (Siraman) Kaki kepada kedua orang tua. Prosesi adat siraman di laksanakan di lokasi Kolam renang Comforta Hotel, jalan Sudirman Kota Dumai.
Prosesi Siraman di laksanakan pukul 09.00 WIB 07 Desember 2022. Sebelum melaksanakan prosesi siraman, calon pengantin turun ke area siraman di gendong terlebih dahulu dengan melewati kain putih pertanda kesucian menuju kursi siraman, kemudian di lanjutkan dengan lantunan ayat suci Al qur’an yang di lantunkan oleh Edi Indra, S.Ip., serta Doa Bersama yang di pimpin H Muh Sudrajat.
Sebelum prosesi siraman di laksanakan, terlebih dahulu pagelaran tari Pakarena dari daerah Makasar bimbingan Sanggar tari Bunga Rosina, sebagai lambang kehormatan kepada calon pengantin.
Usai tarian Pakarena, kemudian acara Siraman pun di gelar sembari diiringi syair dan sholawat. Calon pengantin melakukan prosesi sungkeman dan siraman membasuh kaki kedua orang tua.
Kedua orang tua calon pengantin memberikan nasehat dan petuah serta bermaafan dalam peluk cium kepada anak dara yang akan menjadi mempelai.
Selesai sungkeman, calon pengantin kembali duduk di kursi siraman, dan dilakukan prosesi siraman oleh orang tua dan keluarga inti, lalu orang tua calon pengantin memberikan minum kepada calon pengantin dari Kendi.
Siraman pertama untuk calon pengantin di lakukan dari Ibu kandung calon pengantin wanita, yakni dr Dewi Syuhada Amalia Sierang, siraman kedua oleh ayah, kemudian dilanjutkan oleh keluarga inti.
Sebelum meminum air dari kendi, calon pengantin berwudhu menggunakan air di kendi.
Acara siraman di lanjutkan dengan menabur bunga dan uang koin di lokasi Mappasili sebagai rasa syukur telah didekatkan jodoh dan membagikan telur kepada tamu undangan yang belum mempunyai pasangan.
Acara berjalan dengan sempurna. Semoga tamu undangan yang belum mendapat jodoh, diharap setelah berebut mengambil koin, menurut faham tradisi adat, akan segera didekatkan jodohnya.
Acara di lanjutkan ke Balairung lantai dua Ruang Malaka Comforta Hotel untuk menjalani agenda, yakni calon pengantin berkhatam Al-Quran, dipimpin Nurin dan diiringi Rebana.
Usai berkhatam, prosesi di lanjutkan dengan berinai dengan memakai baju adat Melayu.
Selesai berinai, acara adat di lanjutkan tarian persembahan tari Akkaleo, ke prosesi Korongtigi (memasang pacar/inai) adat Makassar, yang bermakna agar dapat membersih diri dari semua peristiwa yang menjadi kendala dalam pernikahan.
”Prosesi adat ini dilakukan, dikarenakan keluarga besar calon pengantin berasal dan masih memiliki aliran kerajaan, dan juga untuk memperkenalkan kembali kepada generasi muda tentang adatadat yang ada di Indonesia khususnya adat Makassar," ujar dr Dewi Syuhada Amalia Sierang, kerap di sapa dr Wiwik.
Prosesi adat terlaksana dengan baik dan lancar, dan dr Wiwik mengucapkan terima kasih kepada para keluarga yang datang, baik dari Jakarta, Sulawesi, Jepang dan Dumai dan daerah lainnya.
Berkat kerja sama yang baik para panitia, prosesi adat bisa terlaksana dengan sempurna.
(Rilis/ES)
Tidak ada komentar