Reshuffle Kabinet dan Peta Politik 2023
JAKARTA, RADARJAKARTA.NET—
Oleh: Saiful Huda Ems.
Perlahan namun pasti, barisan menteri perwakilan Nasdem di jajaran Kabinet Pemerintahan Jokowi di periode kedua ini akan direshuffle. Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Kehutanan LHK Siti Nurbaya akan menjadi jajaran menteri yang paling diprioritaskan untuk diganti. Menkominfo misalnya, dianggap oleh banyak kalangan masyarakat, sebagai menteri yang paling lemah, tidak berdaya melindungi masyarakat dari perampokan data rahasia pribadi di era perang informasi digital dan hacker antar negara.
Lalu Menteri Pertanian yang dianggap oleh banyak kalangan masyarakat, sebagai menteri yang sangat tidak bisa melindungi para petani. Disaat para petani kian hidup susah karena langkah dan mahalnya pupuk serta obat-obatan, ditambah lagi karena banyaknya serangan hama padi, dan diperburuk lagi oleh ulah para oknum tengkulak yang menentukan harga padi di musim panen seenaknya sendiri, sekarang malah muncul isue baru yang datang bagaikan bom nuklir bagi para petani, yakni rencana impor beras !.
Kedua menteri yang tersebut di atas itu sangatlah lemah, lelet dan tidak peka dengan keadaan yang tengah terjadi pada masyarakat, maka jika kemudian Presiden Jokowi akan mereshuffle keduanya sangatlah tepat. Sedangkan Menteri Kehutanan LHK Siti Nurbaya sendiri, sebenarnya tidak terlalu bermasalah, namun posisinya sebagai politisi Nasdem tentu sedikit banyak nantinya akan merepotkan Presiden Jokowi. Satu-satunya langkah untuk tetap mempertahankan Ibu Siti Nurbaya di kabinet, adalah terlebih dahulu meminta kesediaannya untuk pindah ke partai lain yang lebih steril.
Tahun 2023 dan 2024 merupakan tahun politik terpanas. Olehnya meski Capres/Cawapres definitif baru akan diumumkan oleh KPU masih hampir setahunan lagi, semua politisi sudah mulai bergerak mencari dukungan ke berbagai kelompok dan ke berbagai daerah secara terus menerus. Ada sinyalemen yang beredar dari mulut ke mulut di antara para aktivis dan politisi, bahwa PILPRES 2024 hanya akan memunculkan dua pasangan Capres/Cawapres, dan di antara semua pasangan Capres/Cawapres ini tidak ada nama Anies Baswedan.
Ya, Anies Baswedan memang telah meninggalkan luka mendalam di hati dan ingatan para pejuang demokrasi dan keadilan. Anies Baswedan telah meninggalkan trauma mendalam bagi perjalanan politik kebangsaan. Suasana PEMILU yang seharusnya diisi dengan kegembiraan, dengan hadirnya Anies Baswedan malah akan banyak menimbulkan ketegangan dan kegaduhan. Itulah mengapa para tokoh-tokoh politisi di negeri ini seakan bersepakat untuk tidak mau melibatkan Anies Baswedan lagi dalam pesta demokrasi 2024 mendatang.
Dan ketika Surya Paloh dengan Nasdemnya telah menyatakan pengusungan Anies Baswedan sebagai Capres 2024, Surya Paloh dan Nasdem tersingkir, terkucilkan dari gelanggang politik ! Tengoklah, sampai detik ini sudah adakah Parpol yang sudah bersepakat untuk bermitra dengan Nasdem, untuk suksesi kepemimpinan nasional 2024? Belum ada, jikapun ada partai politik yang mendekat syaratnya berat.
Reshuffle Kabinet suatu keniscayaan, mengeluarkan para menteri perwakilan Nasdem dari kabinet adalah satu-satunya pilihan. Barulah setelah itu udara politik Kabinet Jokowi akan segar, apalagi jika kabinet hasil reshuffle diisi oleh mantan-mantan Aktivis '98. Ada Budiman Sudjatmiko, ada Pius Lustrilanang, ada Ray Rangkuti dll., kenapa tidak kita beri kesempatan pada mereka yang terlahir dengan Darah Juang ini?...(SHE).
27 Desember 2022.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pengamat Politik.
(Rilis/ES)
Tidak ada komentar