Breaking News

Kisah Tragis di Hari Guru, Satu Nyawa Siswa SMKN 9 Medan Melayang Akibat Salah Sasaran Tawuran

 



MEDAN, RADARJAKARTA.NET—

 Yan Djuna yang berprofesi sebagai Staf Ahli Bidang Non Akademik dan Kepala CDC dan Humas Sekolah Tinggi Ilmu Manejemen (STIM) Sukma Medan bersama beberapa orang alumni, bertakziah, Kamis (1/12/2022) sore ke keluarga korban salah bacok, EFA (bawah umur) seorang pelajar di salah satu SMKN Medan, sekolah yang sama, di mana dulu diri nya bersekolah.


Kehadiran Yan Djuna bersama sebagian alumni, tuk sampaikan rasa simpatik dan dukacita sekaligus memberi hiburan melalui bantuan donasi yang berhasil dikumpulkan. Tidak ada acara doa dan tahlilan malam ketujuh sebagaimana lazimnya. Dikarenakan keterbatasan biaya.


Diketahui, korban tinggal bersama ibu dan neneknya, yang hidup dari pensiunan PTP II Kwala Madu dan tinggal di  Kecamatan Medan Sunggal. Ibu korban yang memiliki keterbatasan berucap, adalah seorang buruh cuci serabutan. Beliau janda yang ditinggal oleh suami tak bertanggungjawab, sejak korban dalam kandungan.


Sampai korban menghembuskan nafas terakhirnya, tak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Sementara korban sendiri diketahui ternyata adalah tulang punggung dan harapan keluarga, sebab di samping belajar, ternyata korban bekerja serabutan di Pajak Kampung Lalang membantu ekomomi keluarga.


Saat ini keluarga belum tahu apakah para pelaku pembacokan yang berjumlah 5 orang dari salah satu SMK Swasta tersebut akan diproses hukum sebagai mana mestinya.


Berdasar penuturan keluarga korban, mereka tidak mengetahui si ketua geng motor (salah satu dari antara 5 pelaku)  yang sedang diperiksa kepolisian tersebut benar akan diganjar hukuman setimpal atau tidak.


Ada kekhawatiran dari keluarga korban, pelaku bisa di ganjar dengan hukuman ringan.


Walau barang bukti dan saksi mata mengetahui persis bagaimana korban dibacok membabi buta di SPBU Kapten Soemarsono, Helvetia.


Peristiwa itu benar dan tak siapapun bisa menolak takdir Tuhan, termasuk takdir kelam di Hari Guru Nasional, Jumat  (25/11/2022) lalu.


"Kami alumni salah satu SMKN Medan sedaya upaya membantu korban dan keluarga mengumpulkan donasi. Nantinya akan diusahakan pendampingan hukum melalui LBH Yayasan Pusaka Indonesia, dan juga tunaikan keinginan sang ibu korban yang ingin berjualan makanan. Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial. Mohon kejadian tragis ini menjadi sorotan dan perhatian kita bersama warga Kota Medan, bukan malah jadi tontonan. Korban minta tolong bukan ditolong, malah setelah korban meninggal kehabisan darah difoto-foto dan divideokan, kok bisa begitu tega..??," ucap Yan Djuna.


Yan Djuna berharap Walikota Medan Bang Bobby Nasution, Kapolda Sumut dan Jajaran agar memberi perhatian. Soal begal dan tawuran jangan dibiarkan... !!!


"Barangkali, warga ini yang memilihnya jadi Walikota. Tawuran cenderung mengarah kepada kriminalitas. Tak peduli pelaku masih di bawah umur, karena meresahkan," ucap pria, yang juga seorang pengamat pariwisata dan ekonomi kreatif ini.


"Hukum harus selalu ditegakkan dengan adil. Apalagi korban adalah keluarga tidak mampu. Hukuman kepada para pelaku diharap memberi efek jera dan menjadi contoh bagi yang lain. Kepolisian dan Jaksa dituntut transparan dalam hal ini. Untuk itu diucapkan terima kasih, karena segera tanggap. Jangan sampai ada korban jiwa lagi akibat tawuran pelajar. Tolong segera lakukan pencegahan. Jangan hanya bisa menangkap pelaku setelah kejadian...!!," tegasnya.


Saat ini keluarga korban ingin  hukuman yang setimpal diterima semua pelaku.



(Rilis/ES)

Tidak ada komentar