Donasi Buku ke Perpustakaan Gayo,Ini Lima Harapan Keluarga Sali Gobal.
Aceh Tengah-
Perpustakaan Gayo yang dirintis dan dikelola Yusradi Usman al-Gayoni sejak tahun 2002 menambah koleksi tentang didong dengan dikoleksinya buku “Lagu Didong Ciptaan Sali Gobal” yang disusun Abduli, Sukri S, Pependy S, Riansa Ariefa, S.Pd., dan Binta Maela, S.Pd. Buku ini berisi 120 karangan Sali Gobal, ada 211 halaman, ukuran A4. Menurut Yusradi, buku Sali Gobal tersebut tidak ternilai harganya terkait pengetahuan kegayoan, bahan pelestarian bahasa Gayo, sebagai pintu untuk menyelami “meneliti” tentang Gayo pada masa-masa mendatang, sekaligus konten pewarisan Gayo kepada generasi Gayo yang akan datang.
“Alhamdulillah, buku “Lagu Didong Ciptaan Sali Gobal” sudah diterima Perpustakaan Gayo. Jumat kemarin kami kirim dari Binjai dan alhamdulillah sudah terima kemarin. Mudah-mudahan, bisa memperkaya koleksi Perpustakaan Gayo dan bisa membantu pemustaka yang memerlukan literatur Gayo, terutama tentang didong,” kata Binta Maela, S.Pd., salah satu putra almarhum ceh legendaris Sali Gobal, Senin (3/10/2022)
Diungkapkan anak keempat Sali Gobal tersebut, tahun 1989, karya-karya Sali Gobal sudah pernah diketik ulang dengan menggunakan mesin ketik. Kemudian, diketik ulang menggunakan komputer. “Jadinya ada sedikit perubahan. Terutama, di daftar isi yang sebelumnya belum diurut berdasarkan abjad, sekarang sudah alfabetis. Kecuali, “Urohe” dan “Persalaman.” Sebab, dalam didong jalu (didong yang dipertandingkan semalam suntuk), “Urohe” pertama dilagukan. Lalu, “Persalaman” dan dilanjutkan dengan lagu lainnya,” sebutnya.
Dilanjutkan Binta Maela, almarhum Sanusi Aman Jemara yang merupakan putra sulung Sali Gobal yang paling bersusah payah mengumpulkan lagu-lagu Sali Gobal. “Saya menyaksikan sendiri, bagaimana Bang Sanusi berkali-kali menulis ulang lagu didong Bapak karena sering hilang. Tahun 1988, waktu saya pulang ke Takengon, saya minta ke beliau agar semua catatan lagu ciptaan Bapak saya bawa ke Binjai. Kemudian, mulai saya ketik manual dengan mesin ketik dan selesai tahun 1989,” tuturnya.
Tujuan pengetikan ulang dan pembukuan karya-karya Saling Gobal, sambungnya, untuk mendokumentasikan lagu-lagu ciptaan Sali Gobal, terutama yang sudah ada pada keluarga. “Masih ada juga yang belum ada sama kami, walaupun kami sudah berusaha mencarinya dan mengingat-ngingat kembali. Tapi, belum ketemu, terutama pada saat awal berdirinya kelop Kemara Bujang. Pada saat itu, sudah mulai didong semalam suntuk, lagu-lagu didong pun sifatnya hafalan. Jadi, tidak membawa catatan ke arena pertandingan. Namanya hafalan, lambat laun lupa. Lagu-lagu seperti inilah yang tidak ada sama kami, keluarga,” aku Binta Maela.
Ke depannya, harap Binta Maela, lagu-lagu karangan Sali Gobal bisa direkam ulang. Juga, membuat not baloknya. “Termasuk, menerjemahkannya ke bahasa Indonesia, mendaftarkan hak cipta lagu-lagu Sali Gobal, dan menerbitkan buku Sali Gobal, untuk mengisi perpustakaan seluruh Indonesia,” tegasnya.
Aharuddin.
Tidak ada komentar