Breaking News

Bisa Ditanam 8000 Batang Kopi Per Hektar,Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Gelar Bincang Sistem Tanam Pagar.

 


Takengon-

Pusat Kajian Kebudayaan Gayo melanjutkan kegiatan perbincangan. “Kita bahas tentang kopi lagi. Ini bincang kopi ketiga, masuk bulan keenam dan merupakan kegiatan bincang ke-29. Selama lima bulan, Pusat Kajian Kebudayaan Gayo menggelar 28 perbincangan secara berseri, dengan beragam tema, mulai dari budaya, sejarah, seni, kopi, bahasa, kuliner, keanekargaman hayati, alat musik tradisional, busana sampai sastra lisan. Fokus perbincangannya tentang sistem tanam pagar yang sudah dikembangkan di Brazil,” kata Yusradi Usman al-Gayoni, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Selasa (6/9/2022). 


Perbincangan sistem tanam pagar, ungkap Yusradi, tidak terlepas dari rendahnya produktivitas kopi gayo. “Meski terluas di Asia, 105-110 ribu hektar di seluruh Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Bener Meriah, dan sudah mendunia, tapi produktivitas kopi gayo masih sangat rendah. Dengan pola tanam yang ada sekarang, kurang lebih 1100-2000 batang kopi, rata-rata produksi petani kopi gayo 750 kg grean bean per hektar per tahun, dengan pendapatan 35-45 juta,” sebut Yusradi. 


Sebagai perbandingan, jelas Yusradi, sistem tanam pagar di Brazil, 3300-8000 batang kopi per hektar, produksinya bisa sampai 3-5 ton per hektar per tahun. “Produksinya jauh di atas kopi gayo. Pendapatan petani di sana juga berkali lipat dibandingkan petani kopi gayo. Padahal, tanah di Gayo jauh lebih subur dibandingkan Brazil. Tambah, keunggulan lainnya yang dimiliki kopi gayo. Namun, Brazil jauh di atas Gayo,” pungkas Yusradi.   


Disebutkan Yusradi, perbincangan sistem tanam pagar tersebut merupakan salah satu ikhtiar mengenalkan pola tanam baru, untuk meningkatkan produktivitas kopi gayo. “Barangkali, ada pola tanam yang lain yang bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani kopi gayo, insyaAllah akan kita bahas juga dalam sesi terpisah. Dari seluruh pola tanam dan upaya peningkatan produktivitas yang ada tadi, ke depannya, petani kopi gayo tinggal memilih model yang terbaik, sesuai karakteristik kebun mereka. Pada akhirnya, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat. Lebih jauh lagi, bisa meningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Gayo yang memang bersumber utama dari kopi,” tegasnya, 


Bincang Kopi “Sistem Tanam Pagar,” sambung Yusradi, akan digelar pada hari Rabu (7/9/2022) mulai pukul 19:30-21:00 WIB, melalui Zoom Meeting dan dinarasumberi Armiyadi, seorang petani kopi, owner ASA coffee sekaligus eksportir kopi Gayo. Armiyadi sendiri sudah mengembangkan model sistem tanam pagar di kebun kopi miliknya seluas 2 hektar di kawasan Atu Gajah Reje Guru, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan bincang kopi bisa diikuti melalui tautan Zoom Meeting https://us02web.zoom.us/j/88041337912?pwd=c0ZGZHMxTkFrQXkzTktMQWg1dm9NUT09, Meeting ID: 880 4133 7912, dan Passcode: 679921

Tidak ada komentar