Pendidikan Sepanjang Hayat (Pengertian, Konsep, Sasaran, dan Program) (Part 4) Oleh : AY Rizal, S.Pd., Pamong Belajar Ahli Madya
SIAK, RADARJAKARTA.NET—
Hal di atas merupakan azas Pendidikan Sepanjang Hayat yang merumuskan pendidikan merupakan suatu proses kontinyu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, formal, maupun nonformal, baik yang berlangsug di keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat (Ridhwan Nasir, 2005:35). Berikut ini ada beberapa alasan mengenai urgensi Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) yang dilihat dari beberapa aspek, yakni:
a. Aspek Idelogis
Setiap manusia hidup mempunyai hak yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan hidup. Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) akan memungkinkan tiap-tiap individu untuk mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhannya hidupnya. Dengan adanya Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) maka waktu manusia belajar dan mengembangkan potensi akan semakin panjang. Menjadi suata kewajiban penguasa maupun golongan terpelajar dalam masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari bahaya kebodohan dan kemelaratan, sebagaimana yang dituntut oleh keadilan sosial.
b. Aspek Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran kebodohan dan kemelaratan adalah dengan cara Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education). Dengan Pendidikan Sepanjang Hayat seorang manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan dan keterampilan di mana hal diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang. Pendidikan Sepanjang Hayat dalam aspek ekonomi memungkinkan seseorang untuk memelihara produktivitasnya, memelihara dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan dan memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anak secara tepat sehingga peranan pendidikan dalam keluarga menjadi sangat besar dan penting.
c. Aspek Sosiologis
Hanya keluarga-keluarga yang telah memiliki kesadaran pendidikan yang tinggi sajalah yang mampu meningkatkan enrollment dan retention anak-anak di dalam sistem pendidikan sekolah. Apabila orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak- anaknya, maka anak-anak akan kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali. Hal ini akan berakibatkan bertambahnya buta huruf dan rendahnya produktivitas. Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) bagi orang tua merupakan pemecahan masalah tersebut.
d. Aspek Politis
Pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak dan kewajibannya di samping memahami fungsi pemerintahan. Karena itu, pendidikan perlu diberikan kepada semua orang karena maju tidaknya suatu negara juga dipengaruhi oleh kualitas pendidikan warga negaranya. Setiap warga negara yang hidup di suatu negara perlu mempelajari apa saja terkait dengan bangsa dan negaranya selama hidupnya, karena di bawah negaralah mereka memperoleh perlindungan.
e. Aspek Filosofis
Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) secara filosofis akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya akan selalu ada perubahan-perubahan dan semua itu perlu dipelajari oleh semua rakyat, disinilah terlihat peran Pendidikan Sepanjang Hayat.
f. Aspek Teknologis
Semakin maju zaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus belajar agar bisa bertahan hidup. Selain itu dengan teknologi maka Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya, dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu teknologi untuk menambah pengetahuan di samping keterampilannya.
g. Aspek Psikologis dan Paedagogisg. Aspek Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat. Tidak dipungkiri lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya konsep teknik penyampaiannya karena perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek, maka tidak mungkin segalanya itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas pendidikan formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada anak untuk terus belajar sepanjang hayatnya. Dan memberikan keterampilan itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan Pendidikan Sepanjang Haya
h. Aspek Teknologi dan Kultur
Negara-negara sedang berkembang, sebagaimana hanya dengan Negara yang telah maju dilanda oleh ilmu eksplosi, ilmu pengetahuan dan teknologi, para sarjana, guru,teknisi dan pimpinannya membutuhkan untuk terus menerus mempengaruhi pengetahuan dan keterampilannya, sebagaimana yang dilakukan oleh rekan-rekannya di Negara yang sudah maju. Pada taraf mereka itu usaha integrasi vertikal dan horizontal sangat penting dan kebutuhan semacam itu mungkin menjadi penting lagi karena; reference group diperlukan untuk mengadakan kontak intelektual dan saling mendidik mugkin tidak ada, pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya mungkin juga kurang memadai, dan kurang lancarnya komunikasi dengan perubahan dan inovasi yang terjadi di negara-negara lai
i. Aspek Et
Terselenggaranya Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) secara meluas dikalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungiknkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan sosial, ekonomi dan politik. Dengan terselenggaranya Pendidikan Sepanjang Hayat yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional. Pendidikan Sepanjang Hayat pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan social (Roosdi Achmad Syuhada, 2001:68
Sasaran Pendidikan Sepanjang Hay
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa terjadinya perubahan yang begitu cepat terhadap kehidupan manusia dan keadaan zaman, terlebih lagi dengan timbulnya gejala globalisasi yang seolah-olah sudah tidak mengenal batas ruang, waktu, dan tempat ini merupakan tantangan tersendiri bagi manusia. Konteks ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan sepanjang hayat selalu berhubungan pada sasaran-sasaran layanan pendidikan. Adapun sasaran layanan pendidikan sepanjang hayat diklasifikasikan oleh Ananda W.P. Guruge (Anonim, 2014) dalam enam kategor
a. Para Buruh dan Peta
Kategori petani sebagai sasaran layanan pendidikan sepanjang hayat hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang mereka miliki sebagian besar masih relatif rendah, maka pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menolong dalam meningkatkan produktivitas, serta mendidik mereka tentang cara memanfaatkan waktu luang. Mereka dengan pendidikan sangat rendah atau bahkan tanpa pendidikan sama sekali merupakan golongan terbesar penduduk di negara-negara yang sedang berkemban
Mereka pada umumnya masih hidup dalam suasana tradisional yang dikuasai oleh tahayul, tabu, dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang menghambat kemajuan. Cara hidup tradisional ini merupakan hambatan-hambatan psikologis bagi pembangunan. Program pendidikan untuk para buruh dan petani akan berarti apabila program tersebu
1) Menolong agar dapat meningkatkan produktivitas mereka, baik itu dicapai melalui pengajaran berbagai keterampilan baru maupun melalui pemberian metode-metode bertani yang baru, tidak lain memungkinkan untuk memperbaiki kehidupan merek
2) Mendidik mereka agar dapat memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan sampai kepada keluarga sehingga mereka menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak merek
3) Memberi jalan kepada mereka untuk dapat mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif dan menyenangkan sehingga mereka menjadi lebih berart
Golongan buruh dan petani inilah yang terutama membutuhkan program baca tulis fungsional (fungsional literacy). Mereka pasti akan menyadari manfaat program itu apabila ketiga hal tersebut benar-benar diperhatika
b. Golongan Remaja yang Terganggu Pendidikan Sekolahny
Golongan remaja yang menganggur karena tidak mendapatkan pendidikan dan keterampilan atau yang under-employed (setengah menganggur) karena kurangnya bakat dan kemampuannya sehingga memerlukan pendidikan vocational yang khusus. Demi perkembangan pribadi, mereka juga perlu diberi pendidikan kultural dan kegiatan-kegiatan kreatif. Namun yang terpenting bagi anak didik golongan remaja ini ialah pendidikan yang bersifat remedial. Pendidikan remedial yang diberikan harus menarik, merangsang, dan relevan dengan kebutuhan hidupny
c. Para Pekerja yang Berketerampil
Meskipun golongan ini sama halnya dengan golongan lainnya, memerlukan pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan untuk meningkatkan waktu senggang secara produktif, namun golongan ini memerlukan program khusus. Bagi golongan pekerja yang berketerampilan ini, program yang disediakan untuknya harus mempunyai dua maksud, yaitu sebagai beriku
1) Program harus mampu menyelamatkan mereka dari bahaya keusangan pengetahuannya dan otomasi. Kepada mereka perlu diberikan pelatihan-pelatihan baru untuk mendapatkan keterampilan bar
2) Program harus membuka jalan bagi mereka untuk naik jenjang dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik. Program semacam ini tidak semata-mata bersifat vokasional dan teknik, tetapi merupakan peningkatan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki agar mereka dapat menghadapi tantangan-tantangan kedepan merek
d. Para Teknisi dan Golongan Profesion
Program pendidikan sepanjang hayat terlebih sangat besar peranannya bagi golongan ini. Mereka pada umumnya menduduki posisi penting dalam masyarakat. Kemajuan masyarakat banyak tergantung pada golongan ini. Agar mereka tetap berperan dalam masyarakat, maka mereka harus senantiasa memperbarui dan menambah pengetahuan dan keterampilannya. Pada umumnya golongan ini telah memiliki kebiasaan dan motivasi yang kuat dalam self learning (belajar sendiri
e. Para Pemimpin dalam Masyarak
Para pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, agama, dan sosial), perlu memperbaiki ide-idenya agar mereka dapat tetap berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan gerak dan arah kemajuan pembangunan. Mereka harus mensintesiskan pengetahuan dan berbagai macam keterampilan/keahlian karena tendensi spesialisasi dalam masyarakat sekarang menjadi semakin lama semakin jauh. Kemampuan mensintesiskan itu tidak diperoleh dari pendidikan sekolah biasa. Oleh sebab itu, program pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut perlu diadakan bahkan dikembangkan secara berkelanjuta
f. Para Anggota Masyarakat yang Sudah T
Dengan bertambah panjangnya usia harapan hidup, rata-rata manusia dan kesehatan menjadi lebih baik, maka jumlah masyarakat lanjut usia ini makin lama makin bertambah besar. Mereka juga memerlukan program pendidikan dalam rangka pendidikan sepanjang hayat. Mungkin pendidikan merupakan kesempatan yang sangat berharga karena belum pernah diperoleh ketika masih muda. Program pendidikan itu terlebih untuk memenuhi dorongan-nya agar dapat mengetahui hal-hal yang baru, jadi tidak lagi penting dilihat dari kegunaan dan keuntungan materialn
BERSAMBUNG..
(Rilis/ES)..yauan.at).ala.u.t:ana.a.n.i.a.a.t:g.nii:at).isn.alt.
Tidak ada komentar